Rabu, 5 Maret 2008
His name is Rafi, my bigest student. Seukuran siswa SD kelas I. Pagi-pagi dateng, salim terus main ayunan. Tau aku di kantor pegang komputer (cek imel bentar), datanglah dia padaku. Bu guru ngapain? Ngetik, jawabku. Lalu tanya, ini apa? Kalkulator, ku bilang. Buat apa, ngitung. Dipencet-pencet–itu meja milik bagian keuangan– Kubilang “mas-mas jangan, itu punya ibu’ itu”. Kalau dibiarin akan diteruskan, karena dia adalah tipe anak yang ingin taunya besar banget, senmuanya tidak luput dari pertanyaan. Yang konkrit maupun abstrak. Pertanyaan pertama, ini apa, untuk apa, kenapa. Ada tiang di halaman, ini apa ? Tiang bendera, buat apa? Pasangan bendera, kenapa kok dipasang disini. Pernah, bu mau hujan…iya..kenapa kok hujan. Kalau ada sesuatu yang baru dia akan lari mendekati sesuatu itu, pengen lihat, dengar, dan merasakan.
Di sekolah sedang membangun gedung baru, ada asap, apa itu bu, kenapa kok gitu. Ada suara juga, suara apa itu, diesel, untuk apa. Dan pertanyaan yang selalu dilontarkan kepadaku sejak bulan Okktober sampai tadi pagi adalah, bu Dewi rumahnya dimana! Kadang dia tanya sesuatu yang dia sudah tau. Cerianya saya pernah sakit, hampir sebulan ga masuk. Pas masuk dia tanya, kenapa bu guru ga masuk, sakit, sakit apa, perut, kenapa kok sakit perut, kecape’an, kenapa kok capek..gitu terus, sampai aku tanya mas rafi kok ga ke rumah bu guru. Bu guru rumanhya dimana, Lawang, juah, iya jauh, kan mas Rafi punya mobil, iya deh besok Rapi ke rumah bu Dewi ya, ya bilang mama sama papa ya, ajak ke rumah Bu Dewi, dimana sayang? Lawang.
Dua hari kemudian, karena playgroup masuk dua hari sekali, Emak (pengantarnya) nya cerita kemarin ngotot minta ke rumah Bu Dewi, mamanya bilang jauh Nak, besok aja ya. Besoknya minta lagi, mobilnya rusak, kata mamanya. Tiap pagi sejak itu selalu tanya, rumah Bu Dewi dimana, karena kau tau dia sebenarnya sudah tau, ak tanya balik, dimana hayo, La…wang(lanjut dia). Aku pake apapun juga ditanyain, ini apa, gimana bukanya, bukain, nanti aku yang pasang (bros).
Kalau tidak dituruti dia teriak, memukul, menangis. (more…)