DewiRakhma^Psy Weblog

April 11, 2008

Savety wordpress kurang neh…

Kira-kira 4 bulanan ini ak ngeblog. Selama itu ada yang bikin seneng, ada juga yang ga’. Yang menyenangkan, aku bisa nulis tentang sesuatu yang pengen aku omongin, terutama menyangkut pendidikan. Dulu sebelum punya blog, nulisnya di buku sama di komputer. Kalau lagi suntuk aku memilih di depan komputer. Menulis semuanya, ak simpen di folder yang kuberi nama My Blog. Sebenarnya bisa di publish di friendster, tp males. Enak di komputer sendiri, free, ga’ ada yang tersinggung, ga’ ada yg tersindir, ga’ ada yg terpojok, mau marah model apa bisa. Ini sebenarnya yang belum terpenuhi di blog, sayang sekali. Padahal Almost 100% about love story. Mulai sekitar setahun lalu, it’s start when my love story is become very unpredictable. (more…)

March 2, 2008

Mahabatullah

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun. Kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit, istrinya juga sudah tua, mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.

Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya di depan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum. Untunglah, tempat usaha pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian, dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa saja yang dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang Bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan keempat buah hati mereka. Sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yang masih kuliah.

Pada suatu hari keempat anak Pak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka, dia sendiri yang merawat, yang dia inginkan hanya satu, semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yang sulung berkata ” Pak, kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak. Bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”. Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya ” sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak jika berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu bergantian”.

Pak suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anak mereka.

” Anak-anakku. Jikalau hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian”.. sejenak

kerongkongannya tersekat, lalu diteruskan “….kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu……..apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia.

Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah semuanya akan luntur.saya. Memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya empat orang anak yg lucu-lucu……….kalian yang menjadi seperti sekarang. Tumbuh menjadi anak-anak yang pintar.

Sekarang dia sakit berkorban untuk saya karena Allah…dan itu merupakan ujian bagi saya, sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya, apalagi dia sakit,,,,,,

setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya dapat bercerita kepada Allah
Di atas sajadah….dan saya yakin hanya kepada Allah, saya percaya Dia adalah tempat untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya..

From my fiend

editor: me

Blog at WordPress.com.