DewiRakhma^Psy Weblog

January 30, 2008

Padi’s Song

Filed under: Uncategorized — dewisang @ 6:43 am

setiap perkataan yang menjatuhkan

tak lagi ku dengar dengan sungguh

juga tutur kata yang mencela tak lagi kucerna dalam jiwa

aku bukanlah seorang yang mengerti

tentang kelihaian membaca hati

ku hanya pemimpi kecil yang berangan

tuk merubah nasibnya

——-sang-penghibur——

Ekspresikan Emosimu

Setiap perilaku yang terjadi disebabkan oleh sesuatu, Dengan kata lain segala sesuatu memiliki determinan. Faktor yang dapat menggerakkan dan memberi arah seseorang dalam berperilaku disebut motif (Atkinson, 1987). Seseorang yang memiliki motivasi akan melakukan sesuatu lebih giat dibandingkan seseorang yang tidak termotivasi. Motif memiliki jenis yang berbeda, antara lain kelangsungan hidup (survival), sosial, dan keingintahuan. Selain motif, ada lagi yang membuat orang “bergerak” yaitu emosi.

Motif berbeda dari emosi, motif dibangkitkan dari dalam sedangkan emosi dipicu dari luar. Namun, perbedaan tersebut tidak absolut, bisa saja saat melihat makanan kemudian kita merasa lapar. Emosi adalah suatu pengalaman afektif, ada dua macam yaitu emosi positif dan negatif. Senang, bangga, terkejut, merupakan emosi positif. Marah, sedih, muak, kecewa, jijik, takut, termasuk emosi negatif. Yang sering dianggap emosi di masyarakat adalah emosi negatif, misalnya “awas dia sedang emosi, jangan dekat-dekat nanti kena semprot lho…”. Padahal orang yang sedang gembira juga sedang emosional.

Emosi perlu diekspresikan, fungsinya sangat penting yaitu untuk mengkomunikasikan emosi itu sendiri agar suatu organisme dapat bertahan hidup–dalam buku The Expression of Emotion in Man and Animal (C.Darwin). Setiap orang memiliki cara dalam mengekspresikannya. Ada yang secara langsung konfrontasi dengan sumber emosi, namun banyak juga yang tidak langsung. Ada orang-orang yang memendam segala sesuatu sendiri, ada yang melampiaskan terhadap benda mati, ada yg lewat bermain musik atau sekedar mendengarkan dan menyanyi, menulis, atau bercerita kepada orang lain. Dan masing2 cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. (more…)

January 24, 2008

Muridku Bodoh…benarkah?

Anak yang aktif secara motorik, tidak bisa duduk lama, tidak mendengarkan guru yang sedang menerangkan, bolos, tidak mau sekolah, seringkali membuat pusing guru. Mereka identik dengan prestasi rendah. Benarkah anak pintar itu adalah anak yang “penurut”? sebenarnya learner (pebelajar) itu ada berapa macam sih? para guru….pahamilah ada dua gaya belajar murid, yaitu analitis dan holistik.

  • Siswa Analitis : dominan otak kiri. Mereka naak-anak yang patuh, terkontrol, pendiam, berorientasi verbal, senang berpikir/merenung, logis, duduk tegak, menghargai otoritas, bekerja sendiri lebih baik, sangat bertangungjawab. Pendeknya mereka “siswa ideal”.
  • Siswa Holistis: mereka cenderung sukabermain-main“, ekstrovert, berisik, pengambil resiko, impulsif (mengikuti dorongan hati), duduk seenaknya, bersosialisasi, bagus dalam olahraga, memperlihatkan tanggungjawab rendah, tidak mau berkompromi dengan guru.

Saat ini dibutuhkan guru yang menggunakan seluruh otak. Sikap negatif terhadap gaya belajar yang kreatif dan dipercepat menjauhkan para guru tradisional dari siswa2 yang menuntut praktik pengajaran modern. PR buat para guru adalah terus berinovasi mencari model pembelajaran yang tepat bagi anak2 holistis.

Selamat Berinovasi…

January 9, 2008

Homeschooling

Filed under: Psychology — Tags: , , , — dewisang @ 5:24 am

Suatu Alternatif Pendidikan Bagi Anak

Saat ini perkembangan dunia pendidikan di Indonesia menunjukkan progresivitas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah baru yang muncul. Secara kasat mata dapat diartikan makin banyak orang yang concern terhadap dunia pendidikan. Sekolah bersaing untuk memberikan yang terbaik bagi anak, berdalih sekolah model, sekolah unggulan, sekolah plus, dan lain sebagainya. Mereka mengiming-imingi orang tua dengan fasilitas yang komplit, pembelajaran yang berbasis student center, intinya kalo sekolah di sekolah……pasti anak anda be the best.

Itu semua tidak salah, bagus malah, salute untuk mereka. Asalkan semua berada pada pedoman yang tepat yaitu menomorsatukan karakteristik anak didik. Bukannya menjadikan pendidikan sebagai lahan bisnis yang menggiurkan. Tapi tidak jarang sekolah malah semakin membuat anak frustrasi. Anak dibebani dengan berbagai tugas yang belum waktunya diberikan. Berdalih modernisasi. Anak TK B sudah dileskan kesana kemari biar bisa baca, tulis, hitung, biar masuk sekolah favorit, akhirnya jadi presiden……kasian banget anak yang punya orang tua seperti ini. Mereka beralasan demi anak, padahal sebenarnya egoisme orang tua belaka. Bukan salah orang tua juga sih, tapi salah sekolah2 yang bebas mengadakan tes masuk yang tidak masuk akal (menurut saya). Ini adalah koreksi untuk pendidikan kita, pengawas TK-SD sampai menteri harus bertindak secepatnya, kalo tidak kasihan anak2.

(more…)

January 4, 2008

Mimpi

Filed under: Psychology — Tags: , , , , — dewisang @ 7:30 am

Kata Freud mimpi adalah pemenuhan harapan, and i am agree with him. Pastinya manusia pernah berpikir beda yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, ga’ sesuai dengan norma or menyimpang dari stereotipe, yang kalo’ kita lakukan akan membawa akibat, dibilang aneh orang ini–misalnya. Ga’ cuman itu, mungkin lebih ekstrim kita akan dikucilkan oleh masyarakat. Konkritnya begini, adalah hal yang ga’ umum kita marah sama atasan terus kita marah2 sama dia–bisa2 kita dipecat. makanya terus direpres (disimpen dalam hati–gampangnya), ga’ terpuaskan. Akhirnya tersimpan di unconscious, pas tidur muncullah ia dalam bentuk mimpi. Karena dalam mimpi tidak ada superego, id yang berperan disana.

Mimpi dapat berbentuk sesuai kenyataan –dosen berbentuk dosen– (mimpi manifest) or dalam bentuk latent, disebut mimpi latent (obyek mimpi berbentuk benda lain), mimpi ini yang memerlukan penafsiran.

Older Posts »

Create a free website or blog at WordPress.com.