DewiRakhma^Psy Weblog

November 20, 2008

Wajah Televisi Kita

Filed under: entertainment, News — Tags: , , , , , , , — dewisang @ 7:21 am

Penuh sinetron…itu dia jawabannya. Jauh sekali dari kesan bermutu, setuju banget dengan tulisan pembaca di Koran Tempo, edisi hari ini. Gila, isinya orang bertengkar mulu’, teriak2, tetep aja dari dulu, ga’ berubah, peran protagonisnya adalah orang yg lemah, yang meski dimasukin sumur dia bakal nurut, akalnya sengaja ditiadakan, gitu si Titi Kamal kok mau jadi orang yg mau, yg menurutku ga’ masuk akal. Di rumah, ibu’ku sekarang lagi nonton sinetron Muslimah, yg dibintangi Titi Kamal, Okan, sama ak ga’ tau yg lain, di Indosiar. Aku muak banget, tp ya gimana lagi, ibu suka. Indosiar, bener-bener televisi paling ga’ bermutu, isinya sinetron yang model India-indiaan itu, nyanyi ga’ jelas. Aku ga’ngerti konsep Indosiar ini apa sih, mau jadi tivi model apa, sama sekali ga’ ada acara yg mendidik, isinya sinetron mistis, porno, ga’ masuk akal. Harusnya si pemilik (siapa sih yang punya IVM ini? Memanfaatkan bisnis ini untuk turut menyumbangkan sesuatu yg bermanfaat kepada bangsa ini. Acara musik juga ga’ ada, berita juga ga’ ada. Apalagi kalo anak-anak juga ikut nonton, pasti pendidikan akan berhasil…berhasil merusak maksudnya. KPI lebih berperan dong, kaya’ KPK yang berani itu, tiru dong, yang tegas.
Setelah Indosiar, TPI menduduki tivi terburuk versiku. Sinetron dan dangdut. Sebutan Televisi Pendidikan sudah tidak relevan lagi, mendidik apa? Mendidik anak Indonsia untuk jadi artis, anak2 Indonesia dididik kya dengan cara instant, cukup ikut audisi, ga’bayar, nanti bakal daoat duit dan terkenal. Bukannya sekolah yang pinter dulu, mau jadi apa Indonesia. Apalagi sasarannya adalah kalangan “bawah”, kasian mereka, dijadikan komoditas klo menurutku, harusnya mereka ini malah terus menerus di motivasi agar mau bekerja keras dan bermimpi yang mbois, kaya’ anak2 Laskar Pelangi. Meski miskin tapi kehormatan tetap terjaga, bukan ramai2 ke Jakarta ikut audisi, jual sawah, buat beli baju yang ga’ sopan, make-up tebal yang sangat tidak sesuai dengan usia mereka. Usia mereka masih kecil, ditambah joget yang dipaksakan, miris sekali melihatnya. TPI benar2 ketagihan akan keuntungan luar biasa dari ajang pencarian bakat. Dari sms, gila2-an pasti hasilnya. Bukan peserta yang salah, mereka hanya korban. Acara macam itu  memberikan harapan semu, mending klo niat kasih sumbangan sama orang yg ga’ mampu langsng aja kasih, atau bikin acara yang bonafide, kasih aja ke Helmy Yahya pasti bagus. Jangan maunya untung terus, tapi efeknya sungguh dahsyat untuk anak2 Indonesia.
SCTV juga banyak sinetronnya tapi lumayan masih bisa ditonton, kisah2nya sederhana, tapi tetep percintaan semua. Kecuali PPT yang memang bener2 dekat dengan kehidupan kita sehari2, dikemas komedi, sederhana, tapi mengena, salut buat Dedy Mizwar, tapi kenapa pas Ramadhan dowang…kangen sekali acara2 bagus itu ada sepanjang tahun.  Yang aku suka liat, acara musiknya, inbox, tapi klo libur.
Trans-tv itu bagus, setiap acara bener2 dipikirkan, keren dan selalu ada manfaatnya. Mulai pagi ampe malem acaranya bagus2, bocah petualang, si Unyil, acaranya banyak mengeksplor keindahan Indonesia. Kecuali Extravaganza yang selalu guyonannya tidak mendidik. Hentikan aja atau jam tanyangnya tuh dimalemin, peringatan sudah ada, berkali-kali, tapi tetep bandel, harusnya di stop. Aku suka, apalagi Edrik, aku suka banget. Tapi, tetep mesti dievaluasi dampaknya.
RCTI  mah bagus, TV-One, tv baru tapi oke. Dan yang ada di TOP, Best Indonesia’s Television is Metro TV yang akan ulang tahun yang ke 8, wah klo ini memang mendedikasikan diri untuk Indonesia, aku ikut bangga Indonesia punya Metro TV. Ini ga’ ada celanya, meski ada pendapat klo tayangannya dipakai untuk promosi pribadi. Klo menurutku ya normal, wajar, dan itu keuntungan memiliki stasiun TV. Lagian ga’ sering kok. Aku ngucapin ‘ tema ultahnya oke met ultah buat Metro TV. Aku juga bangga menjadi bangsa Indonesia, seperti tema-mu tahun ini PROUD OF OUR NATION.

March 2, 2008

NANY 911..tontonan menarik

  Sebuah reality show di Metro TV setiap Sabtu dan Minggu pukul 16.05. Jika anda seorang ibu, ayah, calon ayah, calon ibu, guru, calon guru, tante, om, kakek, nenek, mahasiswa psikologi, atau siapapun seorang yang peduli pada anak, pengen tau cara untuk mengatasi anak yang “sulit”, ponakan yang agresif, cucu yang masih nenen padahal sudah 4 tahun, murid yang tantrum, maka acara ini bisa menjadi salah satu referensi. Di Amerika ada sebuah tempat yang berisi nany-nany (pengasuh) yang sudah pengalaman selama puluhan tahun menghadapi anak-anak bermasalah. Jika keluarga bermasalah karena anak-anak yang super “sulit”, telpon Nany 911. Rekaman situasi rumah dikirimkan ke markas Nany, dilihat bersama-sama, lalu diputuskan Nany mana yang cocok untuk mengatasi keluarga tersebut. Nany diberi waktu 7 hari tinggal bersama keluarga bermasalah tersebut, dan harus berhasil membuat keluarga menjadi harmonis, menyenangkan, tidak bermasalah.Edisi Minggu, 2 Maret 2008

Sebuah keluarga memiliki 8 orang anak. Anak pertama adopsi, kedua bayi tabung, 3-6 adalah si kembar. Jadi total ada 8 orang anak. Setiap hari yang terjadi adalah teriakan, rengekan, pukulan, tantrum. Ibu yang mengurusi 8 anak, memasak, membersihkan rumah. Ayahnya orang sibuk, waktu makan malam tetap telpon urusan kantor, pulang kerja meneruskan pekerjaan di ruang kerja, tidak mau diganggu oleh anak-anak. Ibu teriak untuk menghentikan anaknya yang bertengkar, memukul anak yang saling pukul. Tidur siang adalah wajib, meski tidak mau, anak harus di dalam kamar, dikunci. Begitupun makan malam, pekerjaan harus dilakukan tidak ada kompromi.

Anak pertama, usia 9 tahun memiliki karakter merepres masalah, tidak emosi diungkapkan dengan menangis, atau berdiam diri. Anak yang lain suka memukul adiknya. Pernah menindih adiknya dengan bantal hingga sesak napas.

Hari pertama bagi Nany adalah observasi. Akhirnya didapatkan akar permasalahan anak-anak tersebut adalah kurangnya komunikasi. Ayah selalu menyalahkan istrinya atas yang dilakukannya terhadap anak. Tidak pernah membantu istrinya dalam mengurusus anak. Itu membuat ibu menjadi orang yang pemarah terhadap anak, dan memendam masalah, tidak mengkomunikasikan dengan suami. Ternyata perilaku ini yang ditiru oleh anak pertamanya. Ditambah lagi dia menyadari bahwa ia anak adopsi, ia merasa tidak penting dalam keluarga.

Nany’s way out. Membuat peraturan tidak ada teriakan, pukulan, rengekan. Memberi mereka reward berupa stiker jika tidak melakukan dan mengambilnya jika melakukan. Jika anak marah, tanyakan sebabnya, jika tidak bisa, Help Them to find the right words, to express his/her feeling!! Ajak bicara, dengarkan. Merasa diperlakukan tidak adil bilang, minta perhatian, bilang. Semua dilatih untuk berkata-kata. Tatap matanya saat berbicara. Dan konsisten pada aturan yang sudah dibuat. Ayah harus mendukung ibu; ibu dan ayah membangun komunikasi dengan anak.

Dari beberapa kali nonton intinya akar permasalahan anak-anak adalah orangtua. Rata-rata mengerti anak-anak dan tanggungjawab mereka sebagai orang tua.

tag:

Create a free website or blog at WordPress.com.